Sabtu, 07 Mei 2011

Wisata Religi, Klenteng Tionghoa


Peninggalan kelenteng kuno yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu daya tarik untuk kegiatan wisata religi. Kelenteng kuno tersebut sebagai bukti bahwa masyarakat Tionghoa sejak ratusan tahun lalu telah memberikan kontribusi terhadap budaya di Indonesia .

"Dengan terbitnya buku 'Kelenteng-kelenteng Kuno di Indonesia' ini akan menjadi sumber informasi yang menarik bagi masyarakat. Buku ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin melakukan wisata religi, " kata Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), ketika memberikan sambutan pada acara peluncuran buku 'Kelenteng-kelenteng Kuno di Indonesia' di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (27/1).


Acara peluncuran buku yang ditulis Asti Kleinsteuber dan Syagri M. Maharadjo dari tim Genta tersebut difasilitasi Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) dan Kemenbudpar. Buku setebal 420 halaman itu menampilkan foto-foto tentang keindahan dan keunikan kelenteng kuno yang banyak terbesar di tanah air .

Ketua Perhimpunan INTI Rahman Hakim mengatakan, terbitnya buku Kelenteng-kelenteng Kuno ini diharapkan akan menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) khususnya masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia untuk berkunjung ke Indonesia. "Kelenteng-kelenteng kuno ini menjadi daya tarik pariwisata Indonesia," kata Rahman.

Dalam terbitan edisi pertama, buku tersebut dicetak sebanyak 2.000 eksemplar. Dalam menerbitkan buku ini, menurut Asti Kleinsteuber, mendapat dukungan penuh beberapa pihak di antaranya tokoh Marga Huang.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan beri Comment yang bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih.